Mari berpuisi


Dia melempar kerikil ke tengah.

Air beriak di matanya, kenangannya

bergoyang-goyang.

Dia kembali melempar kerikil
lebih jauh ke tengah.
Air bercipratan dan angsa pun
beterbangan. Kenangannya bergoyang-goyang.
Dia tidak melempar kerikil lagi.
( Heri H. Harris )
———————-

Senja di Pelabuhan Kecil– Chairil Anwar

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap…………….

rumahku entah di mana

tak kutemukan di sajak-sajak

di matahari, dan di bulan
karena tidurku
di bawah bintang-bintang
jauh di rimba belantara
tenggelam di dasar lautan
mesti pulang ke mana
setelah letih mengembara?
( Heri H Harris )

Tinggalkan komentar