Satu hari lagi tepatnya 15 Agustus, kepemimpinan Gamawan Fauzi SH MM bersama Prof Marlis Rahman MSc genap memimpin Sumbar 4 tahun. Sebagai kepala daerah yang menaungi 19 kabupaten/kota, gubernur menganggap masih banyak tugas yang belum dicapai sesuai dengan keinginan masyarakat. Gamawan mengibaratkan, gubernur sekarang seperti lagu Betawi, Si Jali-Jali.
Kustiah Reni Putri———————
Hal itu diungkapkan Gamawan Fauzi saat melakukan silaturahmi dengan jajaran Riau Pos Grup (RPG) Divre Padang di Carano Room. Pasangan yang dilantik 15 Agustus 2005 lalu ini mengaku, posisi gubernur sekarang menjembatani, mengawasi kebijakan pemerintah pusat dengan daerah.
Gubernur sekarang, kata pasangan yang dikenal dengan sebutan GAMA (Gamawan-Marlis) ini, tidak sama dengan gubernur seperti zaman Azwar Anas, Harun Zein atau Hasan Basri Durin. “Ibaratnya seperti lagi Si Jali-Jali, pohonnya tinggi buahnya jarang,” kata Gamawan yang saat diskusi yang dihadiri Wali Kota Padang Drs Fauzi Bahar MSi dan Ketua Kadin Sumbar Asnawi Bahar.
Gubernur yang datang–tanpa Wagub–juga tak menyangkal, banyak orang yang beranggapan bahwa dirinya, disebut sebagai gubernur wacana. Menurutnya, gubernur wacana lebih disebabkan, karena sebagai gubernur, dia tidak memiliki kewenangan dan kekuasaan mengatur seluruh bupati/wali kota.
Sejak otonomi daerah, gubernur tidak memiliki hak mengeluarkan izin dalam berinvestasi di daerah. Segala sesuatu–izin, investasi, aturan–, tergantung bupati/wali kota. Namun, gubernur harus memiliki wawasan luas yang bisa menjembatani antara kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
“Melalui rapat koordinasi (Rakor) dwibulan, saya mencoba menyamakan persepsi dengan bupati/wali kota untuk pembangunan di Sumbar. Bagaimanapun, yang punya daerah bupati/wali kota. Gubernur melemparkan ide dan mendorong,” katanya menyebutkan, sebagai kepala daerah dia mengantarkan ke pintu gerbang investasi.
“Jika bupati/wali kota tidak setuju, apa bisa dipaksa. Jika itu yang disebut wacana, saya tidak mengerti,” lanjutnya.
Bintang Maha Putera
Menjelang masa bakti empat tahun ini, gubernur meraih kado istimewa yang akan diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Presiden menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama kepada Gamawan Fauzi SH MM.
“Penghargaan Mahaputera ini tepat di hari 4 tahun saya menjabat gubernur, Sabtu 15 Agustus,” kata Gamawan yang terlihat bahagia menerima penghargaan Mahaputera.
Penghargaan yang pernah diraih Gamawan ini, merupakan penghargaan tertinggi yang pernah diraihnya selama berkiprah di pemerintahan. Apalagi sebelum menjadi gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi sukses menjadi Bupati Solok 2 priode.
Kepastian penghargaan ini diperoleh melalui surat yang dikirim Sekretaris Negara RI Sekretaris Militer No: R-448/Sesmil/08/2009 tentang penjelasan singkat persiapan penganugerahan tanda kehormatan.
Laju PE Meningkat
Sementara itu seputar empat tahun kepemimpinannya, program peningkatan ekonomi terus dilakukan. Gubernur berharap, dengan adanya koordinasi rutin yang dilakukan Pemprov dengan kabupaten/kota, maka komunikasi terus berjalan dalam sektor pembangunan perekonomian.
Empat tahun memimpin Sumbar, agenda pembangunan yang dilakukan merujuk kepada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2006-2010. Ada tujuh agenda yang menjadi prioritas GAMA yakni, peningkatan kualitas kehidupan beragama, membangun SDM berkualitas. Kemudian, menyelenggarakan pemerintah yang baik dan bersih, ekonomi yang tangguh, infrastruktur , penurunan angka kemiskinan dan memberdayakan nagari sebagai basis pembangunan.
Dari segi pertumbuhan ekonomi (PE), jelas Gamawan, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2008 adalah 6,36 persen. Laju PE Sumbar ini, lebih baik dari PE Indonesia yang hanya 6,06 persen.
Peranan sektor ekonomi dalam PDRB beberapa sekror lapangan usaha mengalami peningkatan. Sektor pertanian memberikan sumbangan 24,46 persen, jasa 15,68 persen. industri pengolaan 12,11 persen. Dengan bergairahnya sektor ekonomi ini, katanya, iklim investasi di Sumbar makin meningkat.
Ketua Kadin Asnawi Bahar mengaku, iklim investasi di Sumbar perlu dukungan kuat dari pemerintah. Optimalisasi tiga unsur investasi, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha merupakan elemen utama dalam sektor perekonomian.
“Kadin sangat membutuhkan dukungan dari gubernur dan bupati/wali kota untuk memberikan kemudahan perizinan dunia usaha,” kata Asnawi.
Menurutnya, sistem otonomi daerah yang berlaku di negeri ini, harus membuat bupti/wali kota lebih kreatif. Pencapaian ekonomi 6,36 persen yang dicapai pasangan Gamawan-Marlis, harus tetap dipertahankan.
“Jangan sampai pasca GAMA selesai, PE yang sudah baik, menjadi anjlok,” tegasnya.
Wali Kota Padang Drs Fauzi Bahar mengatakan, sebagai ibukota provinsi, mendukung kebijakan yang dilakukan gubernur. Apalagi Padang akan menuju kota metropolis.
Salah satunya dengan mengembangkan investasi di Padang seperti, pengembangan hotel-hotel, infrastruktur jalan dan jembatan. “Padang gencar mengggaet investor. Kemudahan diberikan sebagai dukungan untuk kemajuan Sumbar,” katanya. (**)