Tak terasa puasa sudah memasuki hari kelima. Kemarin, Sabtu (14/8) merupakan hari pertama saya bisa pergi tarawih ke masjid. Luar biasa, itu adalah yang terucap dari bibir ini.
Lima hari puasa, baru kemarin bisa datang salat tarawih ke masjid. Tapi, itulah konsekuensi yang harus saya jalani, dengan mekanisme kerja di redaksi. Sejak memegang halaman, otomatis saya tak bisa pulang cepat pulang. Paling cepat sampai di rumah adalah pukul 21.00 atau 21.30. Saat itu orang sudah selesai shalat tarawih. (benar-benar gawat!!).
Sebagai balas dendam, saya selalu shalat subuh ke masjid plus dengar ceramah. Ini adalah kemajuan dari Ramadhan tahun lalu. Dulu, meski bisa shalat tarawih, tapi, shalat subuh ke masjid masih bolong-bolong. Sekarang, saya juga mendapat hikmah selama shalat subuh. Saya punya penyakit alergi dengan dingin. Setiap pagi, apalagi kalo dinginnya minta ampun, bersin-bersin dan meler adalah rutinitas. Tapi, ketika datang ke masjid, yang benar-benar dingin itu, hidung saya sangat bersahabat. Dia tak meler dan bersin. Hmmm, emang indah ternyata subuh itu–, padahal mama sudah sering menasehati untuk subuh ke masjid (di hari biasa).
Mudah-mudahan rutinitas shalat subuh bisa selalau terjaga dan terjalin hingga akhir Ramadhan dan juga (sesudah Ramadhan usai). Satu lagi, baca al-quran (meski tak bisa khatam), saya berusaha untuk setiap hari membacanya. Ohhh, benar-benar indah Ramadhan tahun ini. Ternyata, saya bisa melakukannya lebih baik dari tahun lalu. Amin.