Kampanye, dari pasar hingga dangdutan


Joget 1PILKADA langsung Kota Padang tinggal hitungan hari, 23 Oktober mendatang. Sekarang, lima calon walikota dan wakil walikota telah memasuki masa kampanya mulai dari 6 Oktober lalu hingga 19 Oktober mendatang. Berbagai aksi simpatik telah dilakukan para pasangan calon masing-masing dari nomor urut 1 sampai 5, yaitu Ibrahim-Murlis Muhammad (IMAM), Mudrika-Dahnil Aswad (MUDA), Fauzi Bahar-Mahyeldi Anyarullah, Jasrial-Mukhlis Sani (JAMU) dan Yusman Kasim-Yul Akhyari Sastra (YUSRA).

Sampai season 1, Sabtu (11/10) pasangan ini telah berkampanye di 11 kecamatan di Padang. Entah apa yang menjadi daya tarik dari ke 10 orang ini, sehingga hampir seluruh kampanye pasangan ini semuanya mendatangi pasar raya. Mungkin mereka menganggap pasar sebagai ajang menarik masa paling banyak. Atau ingin lebih bersosialisasi dengan kalangan masyarakat bawah.

Nah, dari 5 pasangan ini memiliki visi dan misi yang berbeda. Ada yang membawa agama sebagai ujung tanduk untuk pembangunan di Kota Padang. Hingga menawarkan “serba gratis” untuk masyarakat. Janji menggratiskan biaya pendidikan, kesehatan, pembuatan KTP hingga akte kelahiran.

Nah, sekarang saya pengen sedikit mengomentari kampanye salah satu pasangan, yaitu incumben Fauzi Bahar (diusung PAN) yang berduet dengan Wakil Ketua DPRD Sumbar Mahyeldi Ansyarullah–diusung dari PKS. Pasangan ini memiliki slogan kampanye, “Religius, Ikhlas, Tegas dan Merakyat. Terbukti Membawa Perubahan”.

Tema kampanye mereka sangat bagus. Mungkin, karena Fauzi selama 4,5 tahun memimpin Padang selalu mengedapankan program agama–mulai dari pesantren ramadhan, subuh mubarakah hingga didikan subuh. Dan, kemarin mereka berkesempatan kampanye di Lapangan sepakbola Tunggul Hitam. Kampanye plus hiburan rakyat.

Joget2Tapi, sungguh disayangkan sekali pasangan yang notabene mengusung agama dan menggembar-gemborkannya, sedikit lengah atau mungkin pura-pura tidak tahu. Kenapa saya tulis begitu?. Saat penampilan hiburan, ada salah seorang penyanyi–entah artis darimana dia–saya kurang tahu. Dia bergoyang dan berpakaian sedikit seksi (walau sebenarnya bisa dibilang “agak sopan” dibanding artis lain..)

Yang membuat saya sedikit tergelitik untuk menulis ini, ya itu tadi. Karena dibelakang artis yang berjoged itu, ada beberapa tokoh seperti Ketua Komisi X DPR RI Irwan Prayitno, Asli Chaidir, dan tentunya pasangan calon walikota dan wakil walikota. (Dalam hati saja, kenapa tidak ditampilkan qasidah atau musik religis saja)

Seharusnya, joged yang dilakukan di arena terbuka itu tidak seharusnya ada. Meski bukan hanya itu yang ditampilkan, ada juga lucu-lucuan dari “artis Padang TV”–si Imun.

Mungkin, sudah tidak zamannya lagi berkampanye untuk menarik masa dengan menampilkan musik dangdut plus goyangan. Tapi, apapun itu kita harus tetap menghormati maksud dan niat mereka. So, mari ditunggu siapa yang bakal memenangkan hati masyarakat Kota Padang. Siapapun walikota terpilih nanti, yang jelas dia telah dipercaya oleh masyarakat. Semua janji-janji yang terucap harus ditepati. Mayarakat sekarang sudah kritis, tidak mau dibohongi dengan janji-janji manis.

Oia, hampir ketinggalan. Foto-foto di atas diambil dari M Arief Pribadi–seorang fotografer Padang Ekspres. Mantappp fotonya Arief…(reni)

30 pemikiran pada “Kampanye, dari pasar hingga dangdutan

  1. wak satuju tu mah..
    wak benci orang yang munafik…
    kata nya religius agamais
    tapi tiap kampanye pasti gelar dangdutan ama goyang yang hot2 gitu.

    ga mencerminkan slogan dan munafik habiszzza
    zzzzzz
    lalok se lai…

    hidup sosialisme..
    hasta la victoria siempre

    Renimaldini-> Setuju..

  2. Yups, saya termasuk orang yang ga setuju memasukkan unsur “dangdut erotis” dalam suatu kampanye terbuka. Karena akan “memicu” rusuh massa, apalagi membawa isu agama dalam temanya. semoga pemilih lebih bijaksana,.. karena saat ini kita sedang dinina bobokkan dengan “janji-janji mesra” . 🙂

    Renimaldini-> Sebenarnya dangdutannya tidak erotis. Tapi yang disayangkan adalah mereka adalah pasangan yang “selalu” mengedepankan agama. Apagi diusung dari PKS..He..He

    ..

  3. Mantap2 tulisannya reni. Ajar abang ya cara menulis. Soalnya, sejak tidak lagi jadi pemred udah lupa ilmunya.

    Renimaldini-> Ya, ampun…. B’Veri biasa lagi… Lebih mantap lah B’Veri… Nanti, reni harus banyak belajar dari B’BVeri, salah satunya gimana…

  4. baru tahu dia… Hidup pasangan Nomor 7, yang tidak munafik dan tidak untuk dipilih!!!!

    Renimaldini-> Yee..gimana sih Pak KL, mana ada nomor 7… yang ada mah nomor 9…he..he…

  5. Gak cerdas banget ya, dari dulu gak berubah…
    Di Metro TV udah mulai bagus tuh, ada the candidate dll.. Sayang gak ditiru peserta pilkada, fokusnya masih di kulit luar, spanduk, pamflet, bagi2 uang, dangdutan, dll… Janji muluk, program nol, visi-misi selangit….
    Kepalang basah, ikuti aja sarannya Ucup Kelik “Wapres Republik Mimpi” : Kalau ada yang mbayari buat ikut kampanye, mintalah dibayar dimuka, ambil uangnya, mampir neng Bank ditabung, trus pulang nunggu orderan kampanye lainnya….sedaapppp

    Renimaldini-> 100 persen betul…Seharusnya kampanye, lebih elegan, berkualitas, menjelaskan program kepada warga… Buan hanya janji-janji das mengubar massa.

    Sayang aja,, tapi saran D’deddy soal Ucuk Kelik itu boleh juga, ambil uangnya, tapi tetap coblos orang yang benar-benar oke… mantap…

  6. Gratis?? Hari gini? Bullshit banget!! Cuma janji manis doank tuh!!

    Tapi setuju sih kalo masyarakat sekarang dah pinter2 and kritis. Ga bakalan bisa di tepu2 ma dangdutan kaya gitu.

    Yah, siapapun yang mimpin, mudah2an bisa membawa kota padang ke arah yang lebih baik 😀

    piss…

  7. gitulah kenyataan kampanye2 politik indonesia ini…
    mereka ga pernah ada yang tegas. disatu sisi sibuk membicarakan anti pornografi, disisi lain mereka sendiri “memperkerjakan” artis sekses dan goyangan maut utk bantu kampanye

  8. ambigu yah Ren..“Religius, Ikhlas, Tegas dan Merakyat. Terbukti Membawa Perubahan”, tapi kok mengundang penyanyi dangdut berjoget erotis. Uhuk, religius dari hongkong 😛

  9. wah croping pic pertamanya pas banget tuh… pas goyang belakangnya ada tulisan religius….. 🙂

    gak pan gak pks gak apapun partainya everything looks fine for competition.. mau bukti dari saya?
    FORZA MILAN aja deh… 😀

  10. hmm….
    memang susah koalisi zaman sekarang. mau tidak mau, kalau memang suara yang dikejar yak kayak gini…pendidikan politik kurang, banyakin hiburan. Agaknya banyak yang harus intropeksi diri mulai dari parpol sampe rakyat.

  11. Setan tuh,
    masa setan di liatin…
    wah wahhh…
    siapa yg salah nih??!!!
    PKS, PAN or calon kepala Daerahnya ??!!
    mas Irwan beserta kader PK tse, jangan tidur aja kamuu????!!!!
    malu tuh sama buku muuu…
    Kepribadian Muslim dan Da’i….
    astagfirullah…
    jangan alasan fiqhudda’wah dahh..tapi fiqhussahwah..
    begini nih…??
    alhamdulillah you urang ga jadi Gubernur sumatera barat…
    Yes..Yes..
    zikir dan Istigfar dah…
    kepada semua pihak..
    klo da waktu kasih tau MAs Irwannya ya sama Keder2 PK-tse…biar tobat sering2…

  12. tidak selamanya politik itu lurus dan sempurna. kita disini juga tidak bisa melakukan apa-apa selain mempertontonkan kesalahan yang secuil untuk mengarahkan persepsi negatif publik atas bangunan perjuangan saudara-saudara kita. saya melihat ya seperti inilah kualitas penerus bangsa, yang satu berusaha mempertahankan idealismenya habis-habisan, yang satu lagi tanpa idealisme hanya bisa menonton dengan tertawa sambil mengkritik di belakang layar tanpa usaha memperbaiki. setidaknya seperti itu yang saya pahami.

    klaim, dan min hakim sendiri oleh orang-orang yang sudah terlanjur apatis atas perubahan, hanya mampu mengumpat, munafik, dakwah kok erotis, dsb… tanpa mau menelaah lebih dalam “kenapa, bagaimanana, dan seterusnya” . Karena memang sampai disitulah energi pemuda kita, habis oleh inkonsistensi idealisme plus mengalami disorientasi yang parah…

    1. … tanpa mau menelaah lebih dalam “kenapa, bagaimanana, dan seterusnya”

      lantas menurut anda bagaimana?apakah anda tau alasan KENAPA ada artis dangdut berlenggak lenggok di depan orang2 yg bukan muhrim,sehingga anda merasa perlu untuk “membela”?APA alasan mereka manggil artis dangdut,band dll??MENGAPA?apa anda sendiri tau jawabannya?kalaupun tau, benarkah alasan itu?ada dalil nya?ato anda termasuk dari sebagian orang yang menganggap bahwa pemimpin anda pasti benar?jadi cukup percaya saja?bahkan di militer saja tidak seperti itu yang saya tau,,
      dan menurut saya,meskipun anda atau pemimpin anda ato elite anda memiliki strategi yg sangat hebat sekalipun, kalau itu menggunakan cara yang tidak syar’i,buat saya itu menjadi pertanyaan besar…masihkah dia layak menjadi pemimpin, sementara sang elite malah menjerumuskan kader2nya dan pendukung2nya memelototi lenggokan artis dangdut,,

      “mempertontonkan kesalahan yang secuil untuk mengarahkan persepsi negatif publik atas bangunan perjuangan saudara-saudara kita”

      saya dukung perjuangan saudara2 kita,,tapi saya tidak setuju dengan kata2 “kesalahan secuil” yang digunakan.dalam mengadakan kampanye,sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya mengenai konsep acara dan siapa yg akan hadir,,jadi artis dangdut yg datang sudah disiapkan sudah jauh-jauh hari kan??jadi ini bukan kesalahan karena faktor lalai atau tidak sengaja,tapi kesalahan ini memang “sudah dijadwalkan”..

      silahkan ditanggapi..:)

  13. jepretan yang bagus saudara sayang timpang.
    kenapa hanya mengambil mahyeldi, toh ia seorang calon wakil walikota. kenapa tidak dua-duanya sekalian?? apakah karena seorang mahyeldi berasal dari pks?? kenapa tidak di besar-besarkan pan?? ato PAN memang PARTAI ARTIS NASIONAL…

  14. PKS khan sebuah partai, jadi ‘kudu’ pragmatis, memperlebar ceruk biar banyak yang milih, bukan hanya pemilih tradisionalnya. Ya gitu deh kalo jadi parpol.

  15. Dangdutan…. ko gitu sih.. jangan marah… karena PKS sebuah partai dan ini sebuah strategi dalam memperlebar ceruk pangsa pemilih. Cuma sayangnya PKS itu khan bukan sekedar partai politik tapi ia adalah Partai Da’wah. Nah, ko gitu sih, harus ada dangdutan ? apa tidak ada alternatif lain…Sekali lagi, ini politik Bung ! proyek menghalalkan segala cara sudah mulai digunakan oleh PKS dengan alasan fiqhud da’wah.. Ko gitu sih ! Jangan marah, jangan gitu sayang….. menyedihkan yha.. tidak konsisten apa tidak sabar ?? ingin buru-buru meraih kemenangan…

  16. @kandra :
    “kenapa tidak dua-duanya sekalian?? apakah karena seorang mahyeldi berasal dari pks??”

    tentu saja akhi hafidzullah, PKS kan selalu mengedepankan partai dakwah, sedangkan PAN itu tidak tegas menegaskan garis dakwah sebagai garis perjuangan, tapi PAN memang berbasis masa Muhammadiyah, tapi tidak terlalu mengexploitasi kata2 Islam dalam perjuangan politiknya. Jadi otomatis PKS lah yang menjadi sorotan karena terlihat sangat kontras dengan apa yang sering dibicarakan oleh PKS sendiri, bahkan sangat bertentangan dengan slogan mereka (calon walikota) sendiri, yaitu salah satunya “Religius”.

    Demikian dan terimakasih.

Tinggalkan komentar